Stroke: Pembunuh diam-diam

Suara.com – Stroke merupakan pembunuh diam-diam. Orang yang terkena stroke biasanya akan mengalami gejala lumpuh baik menyeluruh atau sebagian hingga mulut mencong yang dalam bahasa medis disebut mulut pero.

Pengetahuan yang kurang akan penanganan stroke membuat penderitanya kehilangan kesempatan untuk kembali normal. Pasalnya, penderita stroke memiliki waktu terbatas yakni enam jam untuk mengonsultasikan kondisinya ke dokter.

Salah satu penanganan stroke karena sumbatan adalah DSA (Digital Substraction Angiography). Tapi ini hanya punya batas waktu hingga enam jam. Kalau lewat dari enam jam sel-sel di otak sudah rusak, sehingga lumpuh menetap atau sulit kembali normal.

Melalui metode DSA, dokter bisa mendapat gambaran yang tepat mengenai kondisi pembuluh darah di otak sekaligus memberikan penanganan. Pada kasus stroke karena sumbatan, aliran darah akan terhambat sehingga otak tidak mendapatkan oksigen atau glukosa.

Salah satu faktor risiko stroke ialah kolesterol jahat merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit seperti stroke dan serangan jantung. Keduanya identik dengan penyakit orang tua. Tapi tahukah Anda bahwa kini para profesional muda juga banyak yang telah mengidap stroke dan serangan jantung?

Karena itu, dia mengimbau agar seseorang melakukan pengecekan kadar kolesterol secara rutin minimal setiap tiga hingga enam bulan. Upaya deteksi dini ini bisa dilakukan saat ‘general check up’ atau pemeriksaan kolesterol guna mencegah hal yang tidak diinginkan.

Pemeriksaan rutin kadar kolesterol, tambah dia, bisa berfungsi sebagai deteksi dini dan dapat digunakan sebagai acuan untuk merencanakan pola hidup sehat dengan gizi seimbang.

Anda harus waspadai jika kadar kolesterol jahat atau LDL berada pada angka 160 karena angka ini merupakan batas resiko terkena stroke atau serangan jantung.

Tinggalkan komentar